Last time kita udah ngobrol soal kiamat zombie. Bakalan terjadi atau enggak, siapa yang tau. Moga2 sih gak akan ya, amit2 deh. Tapi gimana kalau beneran terjadi? Harus ngapain kita? Yuk kita obrolin di sini
Di dalam post kali ini temen2 mungkin akan membaca tentang standar2 prepping dan surviving pada umumnya tapi yang akan saya fokuskan konteksnya pada zombie apocalypse. Artinya tulisan ini mungkin bisa kita pakai untuk belajar gimana caranya survive saat terjadi bencana, kerusuhan dll. Saya sendiri sih bukan expert dalam prepping dan survival dan tulisan ini mungkin gak akan menyentuh detail2 prepping. Yang penting kita sama2 belajar. Iya gak? Hwhwhw...
Eh...sebenernya apa sih prepping itu? Menurut Oxford Dictionary, prepping adalah "practice of making active preparations for a possible catastrophic disaster or emergency, typically by stockpiling food, ammunition and other resources" atau terjemahan bebasnya "praktek mempersiapkan diri utk menghadapi bencana atau keadaan darurat lain, dengan cara menimbun makanan, amunisi dan sumber daya lainya". Artinya prepping adalah persiapan yg dilakukan sebelum terjadinya keadaan darurat agar kita punya kemungkinan survive yang lebih besar saat keadaan darurat itu terjadi (kalau bule bilang, "when shit hits the fan" hehehe...)
Saya gak akan strictly ngikutin standar2 prepping dan survival yg baku yg ditulis di buku2, website2 dan blog2 bule. Kita bikin aja sesuai yg kita butuhin. Lagian kemungkinan kondisi yg terjadi akan beda dgn yg ada di manual prepping orang bule seperti kondisi alam, cuaca, suhu, kondisi sosial dll.
Kita bagi aja pembahasan kita jadi beberapa segmen yaitu makanan/air dan persenjataan. Palingan nanti saya akan naglor ngidul bicara jg tentang yang lain2 hahaha. Tp sekali lagi maafkan saya yang bukan prepper dan survivalist ini. Kritik dan saran temen2 sangat diharapkan. Yuk mulai aja yuk.
Makanan/Air
Dalam dunia prepping di barat, ada yg namanya "the rule of three". Intinya kita harus inget bahwa kita hanya bisa survive "3 menit tanpa udara, 3 jam tanpa shelter, 3 hari tanpa air, 3 minggu tanpa makanan". Walau shelter gak sepenting itu utk kita yg hidup di daerah tropis (shelter di negara2 barat dianggap ekstrimli penting krn suhu di sana yg dingin sehingga orang sulit bertahan hidup tanpa shelter), tapi 3 faktor yg lain - udara, air dan makanan - tetap sangat penting utk kita.
Tubuh kita adalah 60 persen air. Otak kita bahkan 70 persennya dan paru2 kita 90 persennya air. Dalam kondisi kekurangan air (dehidrasi) tubuh kita akan kekurangan darah sehingga jantung akan bekerja lebih keras utk mensuplai oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan air sama dengan kekurangan darah sama dengan kekurangan oksigen sama dengan mati. Selain itu air diperlukan oleh tubuh kita utk macam2 hal spt utk melubrikasi sendi2, melindungi otak dr guncangan dll. Manusia dalam kondisi prima paling lama dapat bertahan seminggu tanpa air. Tp rata2 tanpa air kita hanya bisa bertahan 3 hari...
Makanan mensuplai banyak hal yg diperlukan tubuh kita utk berfungsi dgn benar. Misalnya protein yg diperlukan utk membangun dan memperbaiki otot, tulang dan kulit. Atau juga karbohidrat yg diubah di dalam tubuh menjadi glukosa yg kita perlukan sebagai bahan bakar. Juga ada macam2 vitamin yg jg punya macam2 fungsi di antaranya utk pencernaan, pencegahan penyakit dll. Rata2 manusia dapat bertahan 3 minggu sampai sebulan tanpa makanan.
Bila terjadi zombie outbreak, apa yg harus kita lakukan utk menyediakan makanan dan air? Seharusnya sih kita sudah punya persiapan sebelum shit hits the fan. Saya sendiri punya sedikit persediaan air di rumah yg saya simpan di drum2 plastik. Ada sekitar 500 liter saat ini. Makanan aja yg saya belum berhasil simpan...karena abis dimakan terus wakakakak :))
Paling enggak, utk sekedar prepping, kl ada waktu luang bolehlah kita mencari sumber2 air di dekat rumah kita yg bisa kita gunakan saat keadaan darurat. Sungai, kolam, danau dll. Penting juga utk punya sedikit skill dan pengetahuan berburu. Belajar menembak dgn senapan angin, belajar membuat dan menembak dgn busur dan panah, belajar membuat jebakan, mempelajari tanaman liar apa saja yg bisa kita konsumsi dll rasanya gak rugi utk dilakukan.
Dalam kondisi zombie apocalypse, memilih sumber air tentunya akan lumayan tricky. Apakah airnya sudah tercemar? Apakah aman diminum setelah difilter dan dimasak? Saat menemukan sumber air, ada baiknya diteliti dl apakah ada sumber pencemaran di situ seperti mayat, limbah dll. Bila air sudah dipastikan aman, tetap sangat tidak dianjurkan utk meminumnya begitu saja. Minimal harus kita filter dulu. Ada cara sederhana memfilter air dalam keadaan darurat dgn menggunakan arang. Ini videonya
Arang adalah kayu yg karena proses pembakaran tertentu diubah menjadi karbon. Karbon memiliki kemampuan adsorbsi, yaitu proses kimiawi dimana substansi2 tertentu menempel dan membentuk lapisan pada permukaan substansi lain. Arang sebagai karbon akan mengadsorbsi materi2 berbasis karbon lainnya yg melewatinya termasuk juga klorin, sedimen, bahkan menghilangkan bau dan rasa tidak enak pada air. Makanya arang - terutama yg sudah diaktivasi (activated charcoal) digunakan dalam hampir semua sistem pemurnian air seperti botol minum Aquamira atau Pure-it atau bahkan dalam sistem pemurnian air yg digunakan oleh PAM. Saya juga membawa beberapa botol kecil Norit yg dikenal sebagai obat keracunan di dalam tas EDC (everyday carry) saya. Norit sebenarnya adalah activated charcoal.
Tp sekali lagi dalam skenario zombie outbreak, saya berani jamin, akan susah mencari sumber air yg belum tercemar. Juga makanan kalau kita berusaha mencari makanan dgn cara berburu. Krn siapa yg tahu apakan hewan yg kita buru terinfeksi atau tidak. Cara yg bisa dilakukan utk suplai air minum mungkin hanyalah dgn menampung air hujan. Air hujan yg jatuh langsung dari langit, dalam artian belum bersentuhan dgn daun pohon, atap rumah dll sebenernya aman utk langsung diminum. Para ahli bahkan meyakini air hujan lebih aman diminum daripada air ledeng di rumah. Tapi utk amannya lebih baik air hujan di-treat lebih dulu sebelum diminum misalnya dgn carbon filtering di atas atau lebih aman lagi dgn dimasak. Ada baiknya jg kalau teman2 melakukan penyimpanan air bersih sendiri dgn menyimpannya dalam drum2 plastik. Banyak bisa ditemukan di internet cara penyimpanan air yg benar.
Utk makanan, dalam skenario zombie outbreak, cara yg paling mudah adalah dengan menjarahnya dari pusat perbelanjaan hehehe. makanan kalengan kemungkinan besar tetap aman dikonsumsi krn terhindar dari pengaruh luar. Tau gak, makanan kalengan sebenernya masih bisa dikonsumsi setelah lewat tanggal expirednya? Beneran. Asal bukan daging kalengan yg biasanya akan mengandung bakteri listeria setelah expired. Tp jagung, buah2an, nasi kalengan (spt MRE (meals ready to eat) yg biasa dikonsumsi tentara) dll masih bisa dimakan setelah lewat masa expirednya. Asalkan kondisi kalengnya masih dlm kondisi baik dan gak penyok. Selain itu madu juga bisa terus dikonsumsi krn madu adalah salah satu substansi makanan yg tidak bisa basi. Beras putih yg tersimpan baik juga bisa dikonsumsi utk waktu lama, bahkan sampai 10 tahun. Tapi tentu saja sumber2 jarahan ini lama2 akan habis juga. Makanya alangkah baiknya kalau teman2 menyediakan tempat di pekarangan utk bercocok tanam. Paling mudah sih menanam singkong yg tinggal tancep batangnya saja. Kita semua tau singkong adalah sumber karbohidrat yg sangat baik. Selain itu perlu juga ditanam macam2 tanaman yg bisa digunakan sebagai obat2an, seperti misalnya daun saga yg bisa digunakan sebagai obat batuk, cocor bebek dan lida buaya yg bisa digunakan utk mengobati luka, jambu biji (jambu klutuk) yg buahnya bisa digunakan utk menaikkan jumlah trombosit dan daunnya bisa dipakai utk obat sakit perut dll. Buanyak banget gunanya tanaman kalau kita mau belajar tentang manfaat2nya. Banyak banget tersedia di internet kok.
Oh iya, salah satu yg diperlukan saat survival adalah api. Walau di tempat tropis kita tidak terlalu membutuhkan api untuk menghangatkan tubuh, tapi api juga penting untuk memasak air, memasak makanan, pencahayaan dll. Makanya ada baiknya juga kita menyiapkan peralatan pembuat api kalau2 bahan bakar sepeti minyak dan gas bumi jadi sulit ditemukan. Bagus jg punya suplai korek api atau lighter. Selain itu, mantep juga kl kita belajar bagaimana cara membuat api. Saya lagi belajar nih walau gak berhasil2 hahaha. Ada banyak cara membuat api, seperti misalnya membenturkan batu api, menggunakan kaca pembesar dan lain2. Ada satu contoh nih yg bisa dicoba, yaitu dengan menggesekkan kayu. Seperti kita tau, gesekan (friction) akan menimbulkan panas. Prinsip itu yg digunakan di video berikut ini.
Nah setelah apinya ada, apa yg mau kita gunakan sebagai bahan bakar? Ada sebuah ide murah meriah dari serial "Doomsday Preppers" yg sempat saya coba bikin. Yaitu membuat briket dari bubur kertas koran. Yg kita perlukan cuma kertas koran dan air. Caranya adalah rendam kertas koran sampai lembut dan hancur. Lalu ambillah sekepalan adonan bubur kertas kemudian remaslah kuat2 hingga airnya terbuang. Bentuklah sesuka kita. Saya sih saya bentuk bulat2 aja seperti bakso raksasa hihihi. Setelah itu jemur briket2 yg masih lembab itu di bawah sinar matahari. Kl di luar negeri, para preppers membakarnya di dalam oven. Tp kita di Indonesia gak perlu itu. Kita punya sinar matahari yg panasnya minta ampun itu. Kecuali saat musim hujan lho ya. Nah setelah jadi, briket kertas ini bisa kita gunakan sebagai pengganti arang. Daya tahannya saat dibakar memang tidak selama arang, tapi lumayanlah utk memasak air, mie instan, kopi dll hehehe.
Oke lah. Kalau diterusin bisa jadi sebuku sendiri membahas ttg ini hehehe. Makin ngalor ngidul kan nih. Jadi sekarang kita lanjutin ke senjata aja ya. Bagian kesukaan saya nih hwhwhw
Persenjataan
Di Indonesia ini, kepemilikan senjata sebenernya lumayan susah...Ada perangkat hukumnya, seperti misalnya Undang2 Darurat nomor 12 tahun 1951 yg mengatur kepemilikan senjata api dan tajam. Masalahnya banyak "bagian abu2" dari kepemilikan senjata ini. Seperti misalnya yg sering jd pertanyaan penggemar pisau adalah apakah benar pisau dibawah ukuran sekian sentimeter boleh dibawa2? Tp kadangkala dalam razia yg dilakukan polisi, pisau lipat Victorinox yg panjangnya hanya 10 senti pun disita. Ada juga kebingungan ttg kepemilikan senjata sengat listrik (stungun). Banyak yg bilang stungun legal utk dimiliki dan dibawa2, ada jg yg bilang tidak boleh. Atau kepemilikan senapan angin. Dan masih banyak lagi. Itu sebabnya, saat terjadi zombie outbreak jangan harap kita di Indonesia bisa memiliki senjata api seperti di film2 dan video games zombie. Kecuali bila kita merebutnya dari kantor polisi atau markas tentara. Makanya ada baiknya kita mencari tahu di mana kantor polisi atau markas tentara terdekat dari rumah kita serta bagaimana mencapainya saat terjadi zombie apocalypse. Meski begitu, karena kita org Indonesia tidak sebiasa orang Eropa dan Amerika misalnya dalam menggunakan senjata api, bila kita berhasil mencurinya dari kantor polisi maupun markas tentara sekalipun, kita masih akan kesulitan menggunakannya...Menembak dgn senjata api tidaklah semudah "point and shoot" yg ditunjukkan di film2 Hollywood. Selain itu, banyak yg meyakini bahwa menggunakan senjata api saat zombie apocalypse sangat tidak dianjurkan krn justru akan memancing zombie2 lain datang krn tertarik dgn suara ledakan.
Jadi apa solusinya? Mungkin dengan senapan angin? Mmmm...senapan angin pun memiliki keterbatasan di negeri ini karena yg boleh dimiliki bebas adalah yg berkaliber 4,5mm atau .177 inch.
Lihat saja perbandingan pd foto di atas. Proyektil yg paling kanan adalah proyektil senapan angin 4,5mm (atau yg biasa disebut 'mimis'). Di sebelahnya adalah mimis kaliber 5,5mm atau .22 inch yg sudah ilegal dimiliki di Indonesia bila tanpa ijin. Sementara sisanya adalah peluru2 senapan api yg semuanya adalah kaliber .22 inch. Bayangkan dengan proyektil sekecil itu, mana mungkin kita bisa menumbangkan zombie. Kalau mengikuti kepercayaan populer, zombie hanya bisa dilumpuhkan dgn dihancurkan otaknya. Mimis sekecil itu tentunya akan sulit menembus tulang tengkorak karena daya rusaknya yg lemah.
Tp bukan berarti senapan angin 4,5mm tidak berguna sama sekali utk survival. Tentunya senapan angin masih bisa kita gunakan utk berburu hewan2 kecil yg bisa kita gunakan sebagai sumber makanan. Lalu senapan angin tipe apa yg cocok utk survival? Ada beberapa jenis senapan angin. Yg paling terkenal adalah yg dikenal sebagai senapan angin pneumatic atau yg oleh penghobi di Indonesia dikenal sebagai 'uklik'.
Gambar di atas adalah contoh senapan angin uklik. Disebut uklik krn utk menggunakannya kita harus lebih dulu "menguklik-uklik" atau memompa tuas, yg biasanya terletak di bagian bawah atau samping laras, utk mengisi udara ke dalam tabung angin. Udara bertekanan tinggi yg dipampatkan ke dalam tabung ini akan dikeluarkan saat trigger ditekan sehingga mendorong mimis keluar dari laras dengan kecepatan tinggi. Senapan angin model inilah yg paling dikenal dan banyak ditemui di Indonesia dgn harga lumayan terjangkau (walau yg harganya 5 jutaan jg ada. Kedua senapan di atas adalah senapan import dari USA bermerk Benjamin/Crosman yg harganya jutaan rupiah).
Ada jenis senapan angin lain yaitu PCP (Pre-Charged Pneumatic) dan Spring. PCP mempunyai prinsip yg sama dgn uklik namun tabung anginnya bisa diisi lebih dulu (hence the name pre-charged pneumatic) dgn menggunakan tabung bertekanan tinggi, biasanya tabung scuba utk menyelam, atau pompa bertekanan tinggi. PCP memiliki variasi lain yg disebut sbg 'gejluk' dimana prinsip kerjanya sama persis dgn PCP, namun pompa pengisian sudah terintegrasi dgn senapan. Krn itu petembak bisa mengisi udara ke dalam tabung angin senapan dgn cara memompa2nya langsung dgn senapannya. Kegiatan memompa ini dikenal dgn 'menggejluk' dan karenanya senapannya dikenal sbg senapan gejluk
Sedangkan senapan angin jenis spring menggunakan per utk mendorong udara bertekanan tinggi. Per ini terpasang pada sebuah 'piston' yg memampatkan udara di dalam compression chamber senapan. Setelah dikokang, per akan ditahan oleh mekanisme picu di bagian belakang compression chamber. ketika picu ditekan, penahan akan melepas per sehingga bergerak dgn kecepatan tinggi mendorong piston ke depan sehingga di depan piston terbentuk gumpalan udara bertekanan tinggi. Mimis yg duduk di bridge di depan compression chamber akan terdorong oleh udara bertekanan tinggi sehingga keluar dari laras.
Di antara ketiga jenis senapan angin tadi, mana yg paling cocok utk survival? Secara pribadi saya justru akan memilih yg paling murah dan sederhana; uklik. PCP memang sangat prkatis dan memungkinkan dilakukannya tembakan berulang dgn cepat. Tp sayangnya PCP sangat tergantung pada sumber pengisian angin yaitu tabung scuba atau pompa bertekanan tinggi. Ketika sudah habis, tabung scuba harus diisi oleh mesin pengisian yg hanya dimiliki oleh pihak2 tertentu seperti dive center misalnya krn harganya yg sangat mahal. Pompa bertekanan tinggi jg tdk bisa diandalkan utk jangka panjang krn mudah rusak terutama pd bagian seal2nya. Masalah ini jg dialami senapan gejluk. Sementara senapan spring punya kesulitannya sendiri. Terutama krn sulitnya menembak dgn senapan spring krn adanya recoil sehingga sulit akurat. Selain itu per tembaknya yg menjadi nyawa dr senapan ini akan sulit ditemukan gantinya bila sudah rusak, apalagi dalam kondisi apocalypse...Sementara senapan uklik lebih mudah dirawat. Kerusakan yg paling sering dialami adalah pd bagian seal2nya. Namun seal2 ini mudah diganti. Bahkan beberapa penghobi di Indonesia membuat sendiri seal2 ini dari bahan2 karet buangan spt ban dalam, sendal bekas dll. Hanya butuh sedikit kreativitas dan ketekunan.
Tp sekali lagi senapan angin mungkin hanya bisa kita gunakan utk berburu. Itupu hanya hewan kecil (walaupun beberapa penghobi menggunakan senapan angin utk berburu hewan buruan berukuran medium seperti babi hutan kecil). Senapan angin akan sangat sulit digunakan utk membela diri dari serangan zombie atau orang2 jahat yg ingin merebut resources kita. Maka kita membutuhkan senjata lain utk itu...
Banyak expert yg meyakini bahwa senjata melee atau senjata jarak dekat lebih berguna utk menghadapi zombie daripada senapan. Alasannya adalah senjata melee lebih senyap daripada senapan dan bisa digunakan siapa saja dengan sedikit latihan beladiri. Saya sendiri menyimpan beberapa senjata melee. Saya memiliki sebuah pedang pendek model wakizashi atau katana pendek namun memiliki blade lurus yg oleh pembuatnya disebut sebagai 'ninjato'. Ada baiknya juga memiliki baseball bat yg lebih mudah digunakan dan bisa menyebabkan cedera yg cukup parah bila dipukulkan ke kepala. Pisau juga senjata yg cukup esensial dibutuhkan, bukan hanya utk membela diri namun jg utk kebutuhan survival. Dan kalau semua senjata itu gak ada, kita masih bisa membuatnya sendiri dari bahan2 yg ada di sekitar kita. Salah satunya adalah tombak. Tombak, selain bisa digunakan utk membela diri, bisa juga digunakan utk berburu dan menangkap ikan. Seperti video berikut ini
Tp sekali lagi dalam skenario zombie outbreak, saya berani jamin, akan susah mencari sumber air yg belum tercemar. Juga makanan kalau kita berusaha mencari makanan dgn cara berburu. Krn siapa yg tahu apakan hewan yg kita buru terinfeksi atau tidak. Cara yg bisa dilakukan utk suplai air minum mungkin hanyalah dgn menampung air hujan. Air hujan yg jatuh langsung dari langit, dalam artian belum bersentuhan dgn daun pohon, atap rumah dll sebenernya aman utk langsung diminum. Para ahli bahkan meyakini air hujan lebih aman diminum daripada air ledeng di rumah. Tapi utk amannya lebih baik air hujan di-treat lebih dulu sebelum diminum misalnya dgn carbon filtering di atas atau lebih aman lagi dgn dimasak. Ada baiknya jg kalau teman2 melakukan penyimpanan air bersih sendiri dgn menyimpannya dalam drum2 plastik. Banyak bisa ditemukan di internet cara penyimpanan air yg benar.
Utk makanan, dalam skenario zombie outbreak, cara yg paling mudah adalah dengan menjarahnya dari pusat perbelanjaan hehehe. makanan kalengan kemungkinan besar tetap aman dikonsumsi krn terhindar dari pengaruh luar. Tau gak, makanan kalengan sebenernya masih bisa dikonsumsi setelah lewat tanggal expirednya? Beneran. Asal bukan daging kalengan yg biasanya akan mengandung bakteri listeria setelah expired. Tp jagung, buah2an, nasi kalengan (spt MRE (meals ready to eat) yg biasa dikonsumsi tentara) dll masih bisa dimakan setelah lewat masa expirednya. Asalkan kondisi kalengnya masih dlm kondisi baik dan gak penyok. Selain itu madu juga bisa terus dikonsumsi krn madu adalah salah satu substansi makanan yg tidak bisa basi. Beras putih yg tersimpan baik juga bisa dikonsumsi utk waktu lama, bahkan sampai 10 tahun. Tapi tentu saja sumber2 jarahan ini lama2 akan habis juga. Makanya alangkah baiknya kalau teman2 menyediakan tempat di pekarangan utk bercocok tanam. Paling mudah sih menanam singkong yg tinggal tancep batangnya saja. Kita semua tau singkong adalah sumber karbohidrat yg sangat baik. Selain itu perlu juga ditanam macam2 tanaman yg bisa digunakan sebagai obat2an, seperti misalnya daun saga yg bisa digunakan sebagai obat batuk, cocor bebek dan lida buaya yg bisa digunakan utk mengobati luka, jambu biji (jambu klutuk) yg buahnya bisa digunakan utk menaikkan jumlah trombosit dan daunnya bisa dipakai utk obat sakit perut dll. Buanyak banget gunanya tanaman kalau kita mau belajar tentang manfaat2nya. Banyak banget tersedia di internet kok.
Oh iya, salah satu yg diperlukan saat survival adalah api. Walau di tempat tropis kita tidak terlalu membutuhkan api untuk menghangatkan tubuh, tapi api juga penting untuk memasak air, memasak makanan, pencahayaan dll. Makanya ada baiknya juga kita menyiapkan peralatan pembuat api kalau2 bahan bakar sepeti minyak dan gas bumi jadi sulit ditemukan. Bagus jg punya suplai korek api atau lighter. Selain itu, mantep juga kl kita belajar bagaimana cara membuat api. Saya lagi belajar nih walau gak berhasil2 hahaha. Ada banyak cara membuat api, seperti misalnya membenturkan batu api, menggunakan kaca pembesar dan lain2. Ada satu contoh nih yg bisa dicoba, yaitu dengan menggesekkan kayu. Seperti kita tau, gesekan (friction) akan menimbulkan panas. Prinsip itu yg digunakan di video berikut ini.
Nah setelah apinya ada, apa yg mau kita gunakan sebagai bahan bakar? Ada sebuah ide murah meriah dari serial "Doomsday Preppers" yg sempat saya coba bikin. Yaitu membuat briket dari bubur kertas koran. Yg kita perlukan cuma kertas koran dan air. Caranya adalah rendam kertas koran sampai lembut dan hancur. Lalu ambillah sekepalan adonan bubur kertas kemudian remaslah kuat2 hingga airnya terbuang. Bentuklah sesuka kita. Saya sih saya bentuk bulat2 aja seperti bakso raksasa hihihi. Setelah itu jemur briket2 yg masih lembab itu di bawah sinar matahari. Kl di luar negeri, para preppers membakarnya di dalam oven. Tp kita di Indonesia gak perlu itu. Kita punya sinar matahari yg panasnya minta ampun itu. Kecuali saat musim hujan lho ya. Nah setelah jadi, briket kertas ini bisa kita gunakan sebagai pengganti arang. Daya tahannya saat dibakar memang tidak selama arang, tapi lumayanlah utk memasak air, mie instan, kopi dll hehehe.
Oke lah. Kalau diterusin bisa jadi sebuku sendiri membahas ttg ini hehehe. Makin ngalor ngidul kan nih. Jadi sekarang kita lanjutin ke senjata aja ya. Bagian kesukaan saya nih hwhwhw
Persenjataan
Di Indonesia ini, kepemilikan senjata sebenernya lumayan susah...Ada perangkat hukumnya, seperti misalnya Undang2 Darurat nomor 12 tahun 1951 yg mengatur kepemilikan senjata api dan tajam. Masalahnya banyak "bagian abu2" dari kepemilikan senjata ini. Seperti misalnya yg sering jd pertanyaan penggemar pisau adalah apakah benar pisau dibawah ukuran sekian sentimeter boleh dibawa2? Tp kadangkala dalam razia yg dilakukan polisi, pisau lipat Victorinox yg panjangnya hanya 10 senti pun disita. Ada juga kebingungan ttg kepemilikan senjata sengat listrik (stungun). Banyak yg bilang stungun legal utk dimiliki dan dibawa2, ada jg yg bilang tidak boleh. Atau kepemilikan senapan angin. Dan masih banyak lagi. Itu sebabnya, saat terjadi zombie outbreak jangan harap kita di Indonesia bisa memiliki senjata api seperti di film2 dan video games zombie. Kecuali bila kita merebutnya dari kantor polisi atau markas tentara. Makanya ada baiknya kita mencari tahu di mana kantor polisi atau markas tentara terdekat dari rumah kita serta bagaimana mencapainya saat terjadi zombie apocalypse. Meski begitu, karena kita org Indonesia tidak sebiasa orang Eropa dan Amerika misalnya dalam menggunakan senjata api, bila kita berhasil mencurinya dari kantor polisi maupun markas tentara sekalipun, kita masih akan kesulitan menggunakannya...Menembak dgn senjata api tidaklah semudah "point and shoot" yg ditunjukkan di film2 Hollywood. Selain itu, banyak yg meyakini bahwa menggunakan senjata api saat zombie apocalypse sangat tidak dianjurkan krn justru akan memancing zombie2 lain datang krn tertarik dgn suara ledakan.
Jadi apa solusinya? Mungkin dengan senapan angin? Mmmm...senapan angin pun memiliki keterbatasan di negeri ini karena yg boleh dimiliki bebas adalah yg berkaliber 4,5mm atau .177 inch.
Lihat saja perbandingan pd foto di atas. Proyektil yg paling kanan adalah proyektil senapan angin 4,5mm (atau yg biasa disebut 'mimis'). Di sebelahnya adalah mimis kaliber 5,5mm atau .22 inch yg sudah ilegal dimiliki di Indonesia bila tanpa ijin. Sementara sisanya adalah peluru2 senapan api yg semuanya adalah kaliber .22 inch. Bayangkan dengan proyektil sekecil itu, mana mungkin kita bisa menumbangkan zombie. Kalau mengikuti kepercayaan populer, zombie hanya bisa dilumpuhkan dgn dihancurkan otaknya. Mimis sekecil itu tentunya akan sulit menembus tulang tengkorak karena daya rusaknya yg lemah.
Tp bukan berarti senapan angin 4,5mm tidak berguna sama sekali utk survival. Tentunya senapan angin masih bisa kita gunakan utk berburu hewan2 kecil yg bisa kita gunakan sebagai sumber makanan. Lalu senapan angin tipe apa yg cocok utk survival? Ada beberapa jenis senapan angin. Yg paling terkenal adalah yg dikenal sebagai senapan angin pneumatic atau yg oleh penghobi di Indonesia dikenal sebagai 'uklik'.
Gambar di atas adalah contoh senapan angin uklik. Disebut uklik krn utk menggunakannya kita harus lebih dulu "menguklik-uklik" atau memompa tuas, yg biasanya terletak di bagian bawah atau samping laras, utk mengisi udara ke dalam tabung angin. Udara bertekanan tinggi yg dipampatkan ke dalam tabung ini akan dikeluarkan saat trigger ditekan sehingga mendorong mimis keluar dari laras dengan kecepatan tinggi. Senapan angin model inilah yg paling dikenal dan banyak ditemui di Indonesia dgn harga lumayan terjangkau (walau yg harganya 5 jutaan jg ada. Kedua senapan di atas adalah senapan import dari USA bermerk Benjamin/Crosman yg harganya jutaan rupiah).
Ada jenis senapan angin lain yaitu PCP (Pre-Charged Pneumatic) dan Spring. PCP mempunyai prinsip yg sama dgn uklik namun tabung anginnya bisa diisi lebih dulu (hence the name pre-charged pneumatic) dgn menggunakan tabung bertekanan tinggi, biasanya tabung scuba utk menyelam, atau pompa bertekanan tinggi. PCP memiliki variasi lain yg disebut sbg 'gejluk' dimana prinsip kerjanya sama persis dgn PCP, namun pompa pengisian sudah terintegrasi dgn senapan. Krn itu petembak bisa mengisi udara ke dalam tabung angin senapan dgn cara memompa2nya langsung dgn senapannya. Kegiatan memompa ini dikenal dgn 'menggejluk' dan karenanya senapannya dikenal sbg senapan gejluk
Senapan PCP merk Logun MkII dan tabung scuba nya (courtesy of : varmintair.typepad.com) |
Senapan angin spring Diana 350 Magnum Classic. Punya saya dulu hehehe |
Di antara ketiga jenis senapan angin tadi, mana yg paling cocok utk survival? Secara pribadi saya justru akan memilih yg paling murah dan sederhana; uklik. PCP memang sangat prkatis dan memungkinkan dilakukannya tembakan berulang dgn cepat. Tp sayangnya PCP sangat tergantung pada sumber pengisian angin yaitu tabung scuba atau pompa bertekanan tinggi. Ketika sudah habis, tabung scuba harus diisi oleh mesin pengisian yg hanya dimiliki oleh pihak2 tertentu seperti dive center misalnya krn harganya yg sangat mahal. Pompa bertekanan tinggi jg tdk bisa diandalkan utk jangka panjang krn mudah rusak terutama pd bagian seal2nya. Masalah ini jg dialami senapan gejluk. Sementara senapan spring punya kesulitannya sendiri. Terutama krn sulitnya menembak dgn senapan spring krn adanya recoil sehingga sulit akurat. Selain itu per tembaknya yg menjadi nyawa dr senapan ini akan sulit ditemukan gantinya bila sudah rusak, apalagi dalam kondisi apocalypse...Sementara senapan uklik lebih mudah dirawat. Kerusakan yg paling sering dialami adalah pd bagian seal2nya. Namun seal2 ini mudah diganti. Bahkan beberapa penghobi di Indonesia membuat sendiri seal2 ini dari bahan2 karet buangan spt ban dalam, sendal bekas dll. Hanya butuh sedikit kreativitas dan ketekunan.
Tp sekali lagi senapan angin mungkin hanya bisa kita gunakan utk berburu. Itupu hanya hewan kecil (walaupun beberapa penghobi menggunakan senapan angin utk berburu hewan buruan berukuran medium seperti babi hutan kecil). Senapan angin akan sangat sulit digunakan utk membela diri dari serangan zombie atau orang2 jahat yg ingin merebut resources kita. Maka kita membutuhkan senjata lain utk itu...
Banyak expert yg meyakini bahwa senjata melee atau senjata jarak dekat lebih berguna utk menghadapi zombie daripada senapan. Alasannya adalah senjata melee lebih senyap daripada senapan dan bisa digunakan siapa saja dengan sedikit latihan beladiri. Saya sendiri menyimpan beberapa senjata melee. Saya memiliki sebuah pedang pendek model wakizashi atau katana pendek namun memiliki blade lurus yg oleh pembuatnya disebut sebagai 'ninjato'. Ada baiknya juga memiliki baseball bat yg lebih mudah digunakan dan bisa menyebabkan cedera yg cukup parah bila dipukulkan ke kepala. Pisau juga senjata yg cukup esensial dibutuhkan, bukan hanya utk membela diri namun jg utk kebutuhan survival. Dan kalau semua senjata itu gak ada, kita masih bisa membuatnya sendiri dari bahan2 yg ada di sekitar kita. Salah satunya adalah tombak. Tombak, selain bisa digunakan utk membela diri, bisa juga digunakan utk berburu dan menangkap ikan. Seperti video berikut ini
Sayangnya melee weapon tentu saja kurang dalam masalah jangkauan. Kalau hanya melawan satu atau dua zombie atau perusuh dan kalau zombie nya lamban seperti di film "The Walking Dead", mungkin sangat efektif. Tp gimana kalau zombie yg datang banyak atau dapat bergerak sangat cepat seperti di film "World War Z" atau "28 Days Later"? Bakalan kerepotan...
Untuk itu harus diperhitungkan juga memiliki senjata jarak jauh. Salah satu senjata jarak jauh yg akan sangat berguna utk surviving zombie apocalypse adalah busur panah. Kenapa busur? Karena kesenyapannya sehingga tidak akan menarik perhatian zombie2 lain. selain itu busur panah cukup mampu melakukan penetrasi yg bahkan kadang melebihi kemampuan peluru senjata api. Dalam video2 di youtube, temen2 bisa melihat pemburu2 yang menggunakan busur dapat menembakkan anak panahnya menembus seekor rusa. Iya menembus, bukan cuman nancep lho ya. Bahkan taukah temen2 bahwa bulletproof vest yg biasa digunakan polisi, yg cukup mampu menahan peluru pistol 9mm yg ditembakkan dari jarak dekat ternyata dapat ditembus oleh anak panah biasa? Hal ini terjadi karena bentuk anak panah yg panjang sehingga memiliki daya dorong lebih kuat daripada peluru yg bentuknya lebih blunt. Bukan berarti peluru memiliki stopping power yg lebih lemah dari anak panah tapinya lho. Peluru memiliki daya rusak yg lebih lebar daripada anak panah. Sedangkan anak panah hanya membuat lubang lurus sehingga kalau tidak mengenai organ vital, target tidak akan langsung mati. Namun tetap aja penetrasi nya lebih baik dari peluru.
Tapiiii...melihat harga busur2 yg dijual di beberapa web pastinya akan membuat sakitnya tuh di dompet...Sebuah compound bow harganya pasti belasan juta...Tp yg menarik, ternyata busur panah bisa kita buat sendiri dengan bahan yg cukup murah dan mudah ditemukan : pipa PVC. Banyak banget tutorial pembuatan busur PVC di youtube. Ini salah satunya
Tapiiii...melihat harga busur2 yg dijual di beberapa web pastinya akan membuat sakitnya tuh di dompet...Sebuah compound bow harganya pasti belasan juta...Tp yg menarik, ternyata busur panah bisa kita buat sendiri dengan bahan yg cukup murah dan mudah ditemukan : pipa PVC. Banyak banget tutorial pembuatan busur PVC di youtube. Ini salah satunya
Saya suka banget tutorial yg satu ini karena di beberapa tutorial, utk membuat busur PVC pipanya harus dipipihkan dengan lebih dulu dipanaskan dgn menggunakan heatgun. Tp di tutorial ini (dan beberapa tutorial lain dari BackyardBowyer ini) busurnya dibuat tanpa dipanaskan sehingga kita gak perlu bergantung pada heatgun.
Yang menarik, di akhir tutorial ada tes kecepatan (atau lebih tepat percepatan) dari anak panah yg ditembakkan dari busur PVC bikinan om BackyardBowyer. Rata2 velositas yg didapat adalah antara 1200 sampai lebih dari 1300 fps (feet per second). Utk perbandingan saja, muzzle velocity (percepatan proyektil saat keluar dari laras) beberapa senapan angin PCP kaliber 4,5mm terkuat yg pernah saya coba adalah juga sekitar 1200an fps. Dengan anak panah yg memiliki berat jauh melebihi senapan angin, dgn velositas sebesar itu tentu saja anak panah memiliki takedown power yg jauh lebih kuat dari senapan angin kaliber 4,5mm. Hanya kelemahannya, anak panah lebih cepat mengalami penurunan kecepatan daripada proyektil senapan angin karena berat fisiknya. Sehingga anak panah memiliki daya jangkau yg tidak terlalu jauh. Dari beberapa tulisan di internet, tampaknya busur PVC masih cukup berbahaya di jarak 10-15 meter.
Oh iya, dalam pemilihan senjata harus diperhitungkan juga bahwa dalam skenario kiamat zombie yg harus kita lawan bukan hanya zombie nya. Kadang yang lebih berbahaya adalah survivors lain. Saat orang lain sadar kita memiliki supply, seringkali kita menjadi sasaran penjarahan. Ada sebuah cerita yg disampaikan seorang relawan yg bertugas mengantarkan supply bantuan ke sebuah daerah di Jakarta saat terjadi banjir besar beberapa tahun yang lalu. Saat itu, relawan2 tersebut harus mengantarkan bantuan ke sebuah daerah yg paling parah terdampak banjir. Karena banjir yg ternyata sangat tinggi, mereka terpaksa meminjam perahu karet milik TNI yg memang disiagakan di lokasi. Setelah siap, tiba2 seorang prajurit TNI memaksa utk ikut bersama mereka ke dalam lokasi. Yg membingungkan ternyata prajurit tsb membawa senapan laras panjangnya bersama mereka. Para relawan merasa bahwa senjata api tidak akan berguna dan malah akan merepotkan. Namun sang prajurit tetap membawanya. Sekitar setengah jam masuk ke daerah terdampak, di tengah kegelapan karena tidak adanya satupun penerangan yg menyala, prajurit TNI yg ikut bersama para relawan tiba2 mengokang senjatanya. Para relawan tentu saja terkejut. Tapi sang prajurit menunjuk ke kegelapan sebuah sudut dgn senternya dan tiba2 dr sudut tersebut muncul gerombolan orang, pria dan wanita, yg menerjang air setinggi dada ke arah perahu para relawan. Saat itu baru para relawan sadar bahwa orang2 ini membawa berbagai senjata, parang, kayu, bambu runcing, di tangan mereka. Tampak sekali bahwa niat mereka adalah untuk menjarah supply yg dibawa para relawan. Sang prajurit segera berteriak memberi peringatan sebelum melepaskan rentetan tembakan. Untung saja para penjarah itu ketakutan dan segera menghilang lagi ke dalam kegelapan. Setelah perjalanan di lanjutkan, sang prajurit bercerita bahwa penjarahan itu selalu terjadi pada relawan2 yg mencoba masuk ke daerah terdampak. Bukan hanya bahan makanan, tp juga obat2an, pakaian dll. Entah darimana datangnya penjarah2 itu, apakah penduduk setempat atau orang dari daerah lain. Karena hal itulah makanya para prajurit berinisiatif ikut dalam rombongan relawan dengan senjata lengkap.
Intinya, dalam kondisi darurat apapun, termasuk saat terjadi zombie apoclypse, kita juga harus mempersiapkan diri, baik fisik maupun mental, utk melindungi diri dari serangan apapun termasuk manusia lain krn terkadang manusia lain lah yg malah dapat menjadi ancaman yg lebih berbahaya. Kill or be killed...mau gimana lagi...
Jadi begitulah kira2 sedikit tulisan subyektif ttg bagaimana bersiap maupun bertahan hidup saat "shit hits the fan". Pastinya masih banyak hal lain yg bisa dan perlu dilakukan. Sekali lagi saya bukan survival expert dan tulisan ini akan terlalu pendek kalau harus mencakup semua aspek mengenai hal ini. Kalau berminat, googling adalah cara paling mudah dan murah utk belajar ttg prepping dan survival.
Okelah kalo begeto. See you next time