Tuesday, September 10, 2019

Flying Dutchman Dan Indonesia

Saya ini sama sekali bukan penyuka film seri animasi, terutama yang baru2. Tapi saking bekennya, saya tau Spongebob Squarepants wkwkwk. Terutama salah satu episodenya (atau filem panjangnya? Lupa saya) yang ada Flying Dutchman nya :)) Tapi tau kah temen-temen kalau cerita Flying Dutchman ada hubungannya sama Indonesia? Yuk kita obrolin yuk.

Flying Dutchman

Flying Dutchman. source: erepublik.com

First of all, apa sih Flying Dutchman itu? Flying Dutchman, atau De Vliegende Hollander kalau orang Belanda bilang, mungkin adalah cerita kapal hantu paling terkenal yang pernah ada. Laporan tentang penampakan kapal hantu yang diyakini sebagai Flying Dutchman konon sudah ada sejak akhir 1700an, dan bukan di satu area perairan saja, tp tersebar di seluruh dunia, mulai dari Afrika sampai Australia, baik di Atlantik maupun Pasifik. Para pelaut masa itu percaya pada malam-malam berbadai sering muncul kapal layar kayu besar yang berlayar dengan kecepatan supernatural, yang kemunculannya sering dianggap pertanda sial, bahkan kematian (harbinger of death, kalo kata orang bule).

Salah satu laporan paling terkenal adalah yang disampaikan di tahun 1880 oleh Prince George of Wales dari Inggris, yang di kemudian hari jadi King George V. Ceritanya waktu itu jam 4 pagi ketika kapal Bacchante yang ditumpangi Prince George sedang mengarungi lepas pantai Australia, seorang kru kapal melaporkan penampakan cahaya merah di kejauhan yang diyakini sebagai sebuah kapal. Akhirnya diputuskan supaya kapal Bacchante menghampiri, eh tapi ternyata gak ada apa-apa di situ. Belakangan konon kabarnya salah satu kru yang melihat penampakan itu meninggal setelah jatuh dari tiang kapal.

Laporan tentang penampakan terus berdatangan bahkan di era Perang Dunia II ada kapal selam Jerman yang melaporkan penampakan kapal kuno berlayar melewati mereka dengan kecepatan yang gak masuk akal

Asal Muasal

Seperti umumnya legenda dan mitos, banyak versi tentang asal muasal Flying Dutchman. Ada 2 cerita yang paling terkenal. Yang pertama adalah tentang kapal yang dikapteni seorang Belanda bernama Bernard Fokke. Kapal Kapten Fokke konon kabarnya terkenal dengan kemampuannya untuk berlayar lebih cepat dari kapal-kapal lain di masa itu. Karena itu muncul isu kalau Kapten Fokke sebenernya bersekutu dengan setan. Itu sebabnya ketika kapalnya tenggelam karena kena badai pada suatu pelayaran, dia, kapalnya, beserta seluruh krunya jadi hantu (jadi inget lagu "ye tu hantu, bapaknya meninggal jadi hantu" wakakak)

Di versi lain, kapten kapalnya bernama lain, walau masih juga orang Belanda. Namanya Hendrick (ada juga yang bilang Willem) van der Decken. Suatu kali Kapten van der Decken sedang berlayar melewati sisi selatan Afrika ketika tiba-tiba badai datang. Seluruh kru memohon supaya mereka merapat ke Tanjung Harapan utk berlindung dari badai, tp Kapten van der Decken menolak dan bilang bahwa ia akan membawa kapalnya keluar dari badai walau harus berlayar sampai hari kiamat. Dan  bener juga, kalo orang tua kita bilang jangan suka ngomong sompral wkwkwk, Kapten van der Decken dikutuk untuk berlayar selama-lamanya sampai kiamat datang

Masih ada banyak versi lain yang gak terlalu terkenal, tapi kebanyakan mirip satu sama yang lain. Yang mana yang bener? Cuma Tuhan yang tau

Flying Dutchman Dan Indonesia

Eh tp tadi saya bilang cerita Flying Dutchman ini ada hubungannya sama Indonesia kan ya? Dan memang iya. Karena menurut cerita, baik kapal Kapten Fokke maupun van der Decken itu dihajar badai dalam perjalanan pulang ke Amsterdam dari Jawa. Kapal-kapal ini mengangkut rempah-rempah, sutra, kapas dll yang akan dijual oleh VOC di Eropa. 

Ngobrol dikit tentang VOC ah. Vereenigde Oostindische Compagnie atau Kongsi Dagang Hindia Timur, atau yang kita sebut "Kumpeni" wkwkwk, yang berkedudukan di yang sekarang adalah tanah air kita Indonesia, didirikan tahun 1602 atas prakarsa pemerintah Belanda sebagai kerjasama beberapa perusahaan besar di sana. VOC diyakini sebagai pelopor bentuk perusahaan multinasional modern yang sistemnya masih dipakai perusahaan2 raksasa sekarang. Bahkan, sekedar info aja, Amsterdam Stock Exchange atau yang di pasar saham dikenal sebagai Euronext Amsterdam, pasar saham tertua di dunia, itu didirikan oleh VOC untuk memperdagangkan saham mereka. VOC inilah yang pertama kali menerapkan sistem perdagangan saham dan obligasi modern. Jadi kita bisa bangga dengan bilang perdagangan saham pertama di dunia diterapkan di Indonesia. Rada absurd sih wkwkwk

VOC ini bukan pemerintah resmi Belanda, tapi lebih ke perusahaan swasta, tapi mereka begitu kuatnya sampe punya pasukan sendiri, bahkan mata uang sendiri. Tau gak temen-temen bahwa kata "duit" itu asalnya dari nama salah satu denominasi mata uang VOC yg namanya "doit", uang logam berbahan tembaga bernilai 2 penning, 160 doit kala itu senilai 1 gulden

Koin emas VOC. source: coins.ha.com

Nah, kembali ke Flying Dutcham. Konon kabarnya kapal yang kemudian jadi kapal hantu Flying Dutchman itu adalah salah satu dari sekian banyak kapal yang bolak balik Hindia Belanda - Belanda untuk mengangkut berbagai komoditi dagangan yang dihantam badai di sekitar Tanjung Harapan, Afrika. Masuk akal sih, karena sisi selatan Afrika memang masuk di jalur pelayaran antara Hindia Belanda dan Eropa, gak ada jalur lain. Dan kapal Belanda di masa itu hampir semuanya melayani rute Hindia Belanda - Belanda karena itulah rute paling makmur akibat VOC yang kaya raya itu.

Jadi gitu deh. The next time kita nonton Spongebob Squarepants atau Pirates Of The Carribean dan liat kapal Fying Dutchman, kita boleh bangga karena itu kapal pernah mampir di Indonesia. Idih apaan sih....wkwkwk

Saturday, September 7, 2019

Inunaki Mura, Desa Terbengkalai Di Jepang


Ngaku ah, saya tuh gini-gini penyuka idol group jejepangan lho wkwkwk. Gak suka banget sih, cuma suka satu grup aja, Sakura Gakuin (Cherry Blossom Academy) namanya. Sebuah grup kecil yang gak terlalu terkenal karena Cuma perform di sekitaran Tokyo. Tp walau gak terlalu beken, beberapa ‘alumni’ mereka lumayan dikenal. Kalau temen2 pernah denger nama Babymetal, nah Sakura Gakuin ini adalah grup induk Babymetal krn Babymetal adalah sub-unit SG. Personel2nya adalah alumni SG, bahkan salah satu additional member mereka yang sekarang adalah member aktif dan leader Sakura Gakuin.
Eh apaan sih kita jd ngomongin idol group wekekek. Jadi gini, tempo hari saya baca artikel kalau orang dibalik film “Ju-On: The Grudge” Takashi Shimizu akan rilis film horror terbarunya Februari tahun 2020. Nah salah satu main protagonistnya kebetulan adalah lulusan Sakura Gakuin, model dan aktris Ayaka Miyoshi (yang cakep banget itu hadeeeeh wkwkwk). Judul filmnya adalah “Inunaki Mura” atau kl diterjemahin bebas jadi “Howling Village” (Desa Melolong? Serem yak namanya. Apaan tuh desa penari wkwkwk). Saya pernah denger cerita ttg desa Inunaki ini dari ngobrol-ngobrol dengan seorang kawan orang Amerika yang jd guru di Kumamoto. Tp jd tertarik lagi gara-gara Ayaka Miyoshi akan main di film ttg desa ini wkwkwk. Jadi saya mau iseng2 bagi2 cerita deh di sini, dari cerita si kawan tadi plus penelusuran via internet


LOKASI

Pic credit to Google Map





















Pic credit to Google Map













Pic credit to Google Map





















Kalau dicek di Google Map, yang ditunjukkin adalah lokasi di deket Inunaki dam, bendungan yang kl gak salah selesai di bangun tahun 1994. Jaraknya Cuma 25 kilometer dari pusat kota Fukuoka. Yang menarik, ada jalan akses ke lokasi yang namanya Inunaki di Google Map itu, tp kl di-dropped pin fotonya gak ada, jd sepertinya Google belum masuk sampai ke lokasi itu, Cuma sampai di Inunaki dam. Aneh juga, karena bahkan gang-gang di Indonesia sini bisa diblusukin sama Google wkwkwk
Konon katanya di mana lokasi pasti desa Inunaki itu gak jelas. Bahkan ada yang bilang kalau lokasi aslinya ada di dasar bendungan Inunaki karena dulu di tahun 1980an lokasi itu dipilih pemerintah untuk dijadikan bendungan. Tapi cerita yang populer bilang lokasinya adalah yang ada di balik gerbang besi di sebelah terowongan Inunaki yang  juga sudah gak terpakai lagi. Tapi itu juga tanpa bukti jelas karena menurut cerita yang saya denger gerbang itu adalah gerbang ke Inunaki dam, bukan ke desanya

Source: Strangilla.com

NAMA

Namanya serem ya, Howling Village alias Desa Melolong ( = anjing, = lolongan).  Nama ini sendiri sebenernya berasal dari legenda lokal yang gak terlalu serem2 amat. Alkisah di jaman dahulu kala ada sebuah keluarga yang punya anjing peliharaan. Suatu malam, si anjing melolong-lolong gak mau berhenti. Karena sebel, si pemilik keluar dan membunuh anjingnya. Tiba-tiba seekor naga hitam datang dan menyerang si pemilik anjing (sukurin!). Rupanya sang anjing yang setia sejak tadi ribut karena melihat naga itu dan mencoba memperingatkan si tuan. Anjing memang mahluk hebat…. Anyways, jadilah sejak itu daerah itu dikasih nama Inunaki untuk mengenang jasa sang anjing.

URBAN LEGENDS
Pastinya seperti abandoned places lainnya, Inunaki juga punya macam-macam urban legends. Yang paling menarik menurut saya adalah sebuah papan nama di gerbang masuk menuju lokasi yang bertuliskan “hukum dan konstitusi Jepang tidak berlaku di sini”. Waduh…konon katanya penduduk desa itu untuk sebab yang gak jelas dibiarin aja sama pemerintah Jepang untuk hidup semau mereka, tanpa hukum, jadi semacam lawless society. Itu sebabnya praktek-praktek ngeri semacam kanibalisme sampe inses adalah hal normal yg terjadi sehari-hari di sana. Orang pun bisa bunuh orang lain seenaknya, yang akhirnya menyebabkan desa itu terbengkalai karena ceritanya dulu ada seorang laki-laki yang membantai seisi desa dengan kapak (di versi lain konon katanya dengan pistol) sehingga desa itu kosong. Yang serem, konon katanya si pembunuh ini masih hidup sampai sekarang, tinggal sendirian di desanya, dan akan membunuh siapapun yang berani masuk ke sana. Itu makanya siapapun yang berani masuk ke desa itu biasanya nggak keluar lagi….Di versi lain, konon katanya yang tinggal di desa itu sekarang tinggal seorang nenek2 yang entah karena apa menolak untuk dipindah dari sana
Bukan Cuma desanya, terowongan yang ada di sebelah desa pun angker. Nah terowongan ini juga menarik karena menurut cerita desa Inunaki sebenernya bukan terletak di balik gerbang besi, tapi di sisi lain dari terowongan itu. Ada sebuah cerita tentang seorang pria yang coba-coba uji nyali, masuk ke terowongan mengendarai mobil. Lama ia gak keluar lagi, tapi waktu ia akhirnya kembali, ia ketawa gak berhenti-berhenti. Sampe akhirnya dia harus dibawa ke rumah sakit jiwa dan dirawat di sana selama bertahun-tahun


THE TRUTH?
Gak ada juga yang tau cerita sebenarnya dari desa Inunaki. Tapi konon katanya desa ini ditinggal penduduknya karena bangkrut. Di tahun 1800an, penduduk desa ini hidup dengan mengandalkan produksi arang kayu. Inunaki bahkan jadi salah satu penyuplai utama arang kayu untuk militer Jepang pada Perang Dunia II. Saking besarnya usaha mereka sampe Inunaki punya dua gudang besar untuk penyimpanan arang. Sialnya di tahun 1959 terjadi banjir besar dan kedua gudang ini beserta berton-ton simpanan arang di dalamnya hancur. Sejak itulah penduduk desa Inunaki mulai menghadapi masa kelam sampai akhirnya banyak penduduknya yang memilih untuk meninggalkan desa, mencari penghidupan di tempat lain
Di tahun 1986, pemerintah Jepang memutuskan untuk mendirikan bendungan di dekat Fukuoka. Konon kabarnya seluruh desa Inunaki yang waktu itu sudah hampir kosong termasuk di dalam lokasi yang dipilih oleh pemerintah. Maka selesailah sudah riwayat desa Inunaki yang sekarang lokasinya ada di dasar bendungan.
Ada yang berspekulasi daerah Inunaki ditutup untuk umum karena telah menjadi lokasi perburuan babi hutan. Sepertinya pemburu di sana gemar melakukan perburuan dengan jebakan (trapping) sehingga banyak jebakan binatang tersebar di area tersebut yang pastinya bisa berbahaya untuk orang lain. Selain itu sepertinya lokasi itu juga dihuni oleh banyak ular berbisa. Ada sebuah papan peringatan di lokasi dekat Inunaki dam yang mengatakan bahwa di lokasi itu banyak terdapat ular mamushi (Gloydius blomhoffii) atau yang lebih dikenal sebagai Japanese pit viper yang masih keluarga rattle snake dan, kalau di Indonesia sini, ular tanah (di rumah saya banyak…). Salah satu papan pengumumannya seperti di bawah ini


Source: sugoiinipponnews.blogspot.com


Oh iya, ada yang menarik tentang cerita pembantaian massal di Inunaki. Kalau pembunuhan massal di Inunaki ini cuma rumor, di tahun 1938 ada sebuah pembantaian massal betulan yang terjadi di sebuah desa lain di Jepang. Kejadian ini dikenal dengan nama Tsuyama Massacre, tarjadi di desa Kamo di Okayama. Pelakunya adalah seorang laki-laki berusia 21 tahun bernama Mutsuo Toi yang membantai 30 orang penduduk desa dengan shotgun, pedang katana, dan kapak. Jadi malam itu di bulan Mei 1938, Mutsuo memutus aliran listrik ke desanya lalu mulai membantai penduduk desa, dimulai dari neneknya sendiri, lalu diakhiri menjelang subuh dengan melakukan bunuh diri dengan shotgunnya. Menurut keterangan polisi Mutsuo melakukan ini karena dendam ia telah dikucilkan, dan perempuan2 di desanya menjauhinya karena ia mengidap TBC. Pembantaian ini jadi salah pembunuhan massal terbesar sepanjang sejarah yang dilakukan oleh satu orang pelaku. Begitu terkenalnya sehingga kami yang belajar kriminologi pasti tau kasus ini karena jadi salah satu bahan kajian kami. Ada yang bilang kemungkinan urban legend pembunuhan massal di Inunaki terinspirasi oleh kasus ini.
Yah, apapun itu, saya gak sabar nunggu filmnya rilis 2020 nanti. Bukan karena desa Inunakinya sih. Tapi karena Ayaka Miyoshi nya wahahahaha :))

Ayaka Miyoshi in "Inunaki Mura", source: AsianWiki blog



Thursday, February 7, 2019

ULAR KAKI EMPAT: MITOS, KENYATAAN ATAU MISIDENTIFIKASI?


Wah, udah lama gak nulis yak. It's been literally years....

Jadi tempo hari, lagi asik2 browsing, saya ketemu berita ini: Kadal Dengan Racun Serupa Kobra Berkeliaran di Desa Batuan Kaler Sukawati, Gigitannya Mematikan!

Untuk yg males buka linknya, saya ceritain sedikit deh ya. Jadi warga sebuah desa di Bali dihebohkan (pake bahasa media, "dihebohkan" wkwkwk) kemunculan seekor hewan serupa ular tapi berkaki empat yang konon kabarnya sangat berbisa. Binatang sepanjang 20cm dan ekstrimli lincah itu diidentifikasikan (dengan sangat ceroboh wkwkwk) oleh si media sebagai Lygosoma quadrupes, atau di Indonesia dikenal sebagai kadal ular

"kadal ular" di Bali yg konon kabarnya highly venomous itu. Photo courtesy of Tribun-Bali.com

Apakah beneran itu Lygosoma quadrupes? Dan apakah Lygosoma quadrupes beracun? Kita bahas nanti di bawah, karena saya mau cerita sesuatu dulu nih, tentang ular kaki empat dari Papua

Kami sekeluarga cukup akrab dengan Papua karena orang tua saya, ibu saya terutama, lama sekali tinggal di sana. Ibu tinggal di Papua sejak awal 1960an, ikut kakek saya yang jadi polisi di Sorong, Biak dan Jayapura. Jadi ibu sering sekali berbagi cerita tentang hidup beliau di sana. Salah satunya yang belakangan jadi menarik untuk saya adalah tentang ular kaki empat

Kalau menilik cerita ibu, orang Papua takut sekali sama ular kaki empat ini. Legendaris lah mautnya, bisanya sangat mematikan. Dan ibu saya pernah first encounter dengan mahluk ini. Begini ceritanya (biar serem kayak acara misteri di TV wkwkwk)

Awal 70an, setelah ibu saya menikah dengan ayah saya, beliau ditugasi oleh perusahaan penerbangan tempat ayah saya bekerja sebagai pilot untuk mengurus mess tempat penerbang-penerbang muda perusahaan tersebut tinggal selama mereka bertugas di Papua. Ya semacam ibu asrama lah. Suatu ketika, saya lupa kapan tepatnya, tapi masih di awal/pertengahan 1970an, pesawat yang diawaki beberapa penerbang yang tinggal di mess ibu mengalami kecelakaan. Pesawat mereka hilang di pedalaman Papua. Operasi SAR segera dilakukan. Ayah saya yang adalah senior pilot-pilot muda tersebut ikut dalam operasi sebagai volunteer. Beberapa waktu setelah operasi dilakukan, lokasi pesawat ditemukan. Semua awak dan penumpang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Setelah jenazah dievakuasi, barang-barang pribadi para korban juga ikut diangkat untuk diidentifikasi dan dikembalikan ke keluarga. Sebagai ibu asrama yang mengenal dekat para pilot muda tersebut, ibu saya yang kebagian paling pertama tugas identifikasi ini

Salah satu barang yang harus ibu identifikasi adalah koper, atau ibu saya biasa sebut "nav bag", milik salah satu pilot. Setelah koper dibuka, ibu saya, sambil nangis pastinya, merogohkan tangan ke dalam lalu mengeluarkan saru persatu barang-barang di dalamnya untuk mengidentifikasi milik siapa koper tersebut. Tiba-tiba seekor binatang seukuran kucing kecil merayap keluar dari dalam koper. Semua orang langsung kabur karena mereka tau itu si ular kaki empat yang legendaris itu!

Menurut ibu, ular kaki empat itu wujudnya lebih seperti kadal daripada ular, bertubuh gemuk ("bujel", kalau kata ibu saya hahaha), kakinya pendek, dan kepalanya berbentuk segitiga. Gerakannya lamban tapi bisa agresif kalau terdesak. Menurut yang ibu dengar dari masyarakat setempat, ular kaki empat bukan saja highly venomous, tapi juga suka menyerang tanpa diprovokasi. Dan yang lebih ngeri, kadal gendut ini bisa loncat menerkam sejauh sampai 3 meter!

Tp seberapa populer ular kaki empat di Papua sih? SANGAT. So far, semua orang Papua yang saya kenal tau cerita tentang ular kaki empat. Banyak yang ngakunya pernah lihat sendiri, banyak yang cuma denger-denger aja. Ular kaki empat juga sempet disebut di buku "Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando" tulisan Hendro Subroto yang adalah biografi mantan Danjen Kopassus Letjen Sintong Panjaitan. Di buku itu ada disebut bahwa yang prajurit komando paling takut waktu bertugas di hutan pedalaman adalah ular kaki empat. "Belum pernah ada orang yang digigit ular kaki empat yang tidak mati", kata salah satu prajurit komando yang adalah putra asli Papua seperti dikutip dalam buku tersebut

Nah, yang menarik, sampai sejauh ini belum ada ular maupun reptil dengan ciri-ciri ini di Papua yang diidentifikasikan memiliki bisa, apalagi yang bisanya begini mematikan. Di Papua sendiri ada bebereapa ular berbisa, bahkan masuk list most venomous snake in the planet. Antaranya Papuan Taipan (Oxyuranus scutellatus canni), Papuan Black Snake atau Tedung Hitam Papua (Pseudechis papuanus), Papuan Whip Snake (Demansia papuensis), dan Ular Putih (Micropechis ikaheka). Tapi ya semuanya ular, maksudnya gak ada yang berkaki, apalagi kakinya sampai empat wkwkwk. Lalu mahluk apa ya ini sebenernya?


Papuan Whip Snake (courtesy of: mindenpictures.com)
Papuan Black Snake (courtesy of: arod.com.au)
Papuan Taipan (courtesy of: calphotos.berkeley.edu)

Mereka yang 'pernah lihat' ular kaki empat, hampir semuanya menyebutkan ciri yang hampir sama: berbodi gendut, warna keabuan, kepala segitiga, dan, ini yang menarik, berlidah biru. Ini sih udah pasti blue-tongued skink (Tiliqua scincoides) atau orang sini kasih nama kadal panana. Bahkan di buku biografi Jendral Sintong yang tadi itupun disebut bahwa ular kaki empat punya nama latin Tiliqua scincoides


Blue-tongued Skink atau Kadal Panana (courtesy of: petpet.id)

Nah masalahnya kadal panana sama sekali gak berbisa. Sampai sejauh ini belum ada teridentifikasi spesies scincidae yang berbisa. Dan kadal panana juga gak agresif. Kadal gendut ini bahkan dijual di pet shop-pet shop dan bisa digendong-gendong saking jinaknya. Jadi bisa kita dismissed lah kadal panana sebagai tersangka kita

Lalu apa? Misidentifikasi? Bisa jadi sih. Mungkin aja korban yang pernah digigit sebenernya dipatuk mahluk berbisa lain, tapi karena kebetulan ada kadal panan di situ maka dia yang dituduh. Kesian ya.... Eh tapi kok dengan sedemikian banyak saksi rasanya agak aneh kalau semuanya salah mengidentifikasi


Saya kok cenderung sepakat sama pendapat bahwa ular kaki empat ini adalah spesies baru yang belum teridentifikasi. Ya kalau ular-ular berbisa di Papua spt taipan, tedung hitam dan whip snake baru teridentifikasi tahun 2000, dengan luas hutan hampir 30 juta hektar, sangat mungkin sih masih banyak spesies belum teridentifikasi di Papua

Oh iya. Ngomong-ngomong cerita tentang kadal galak yang highly venomous juga ada di beberapa negara Eropa spt Jerman, Swiss, Austria, Italia dan Perancis. Namanya Tatzelwurm. Tatzelwurm ini digambarkan berwujud seperti kadal, ada yang bilang berkaki 2, tp ada jg yang bilang berkaki empat. Tubuhnya berwarna coklat muda dengan panjang sekitar 1 sampai 3 kaki. Binatang ini konon kabarnya sangat berbisa dan sangat agresif, suka menyerang dengan cara melompat ke korbannya. Jauh loncatannya sekitar 1 sampai 3 meteran. Hmmm...mirip ular kaki empat yak

Nah terus gimana tentang ular kaki empat di Bali yang tadi itu? Kok malah lupa wkwkwk. Yang pertama sih media yang nulis itu jelas-jelas misidentifikasi. Di situ ditulis kadal itu adalah Lygosoma quadrupes. Padahal sih jelas-jelas bukan....Perhatikan aja gambar di bawah ini



Lygosoma quadrupes (courtesy of: Wikipedia)

Nah, bukan kan? Kalau diperhatikan sih sepertinya kadal di Bali itu adalah Long-tailed Grass Lizard (Takydormus sexlineatus) atau orang Indonesia menyebutnya simply Kadal Rumput. Di Jawa Barat namanya orong-orong. Kadal rumput sebenernya kadal yang sangat lazim di Indonesia dan hampir semua negara Asia Tenggara. Di rumah saya sini aja ada kok. Dan mereka sama sekali gak berbisa. Spt kadal panana, kadal rumput juga dijual di pet shop-pet shop di luar negeri. Biasanya untuk dipelihara di terarium


Kadal rumput atau orong-orong (courtesy of: calphoto.berkeley.edu)

Harusnya sih dilakukan penyelidikan lebih jauh tentang laporan ular kaki empat ini, baik yang di Bali maupun di Papua. Pertama, kalau mereka ini adalah unidentified species, pastinya akan bermanfaat untuk ilmu pengetahuan. Dan yang kedua, kalau hewan-hewan ini punya racun yang segawat yang dilaporkan, wah bisa bahaya dong kalau gak buru-buru diidentifikasi dan dikontrol. Moga-moga pihak yang berwenang, akademisi dan pokoknya siapa aja yang tertarik mau melakukan sesuatu