Orang Indonesia mungkin adalah salah satu warga dunia yang paling sering salah kaprah. Kita terlalu sering melihat perilaku bangsa lain lalu meng-copy paste nya tanpa merasa perlu tahu latar belakangnya. Dari mulai fesyen (gaya gothic, misalnya. Tidak semua orang Indonesia yang nekat bergaya gothic tahu bahwa gaya ini adalah gaya fesyen para penganut vampire cults karena menurut mereka seperti demikianlah gaya vampir yang sebenarnya), musik, gaya hidup, makanan dan lain-lain termasuk di antaranya hari-hari perayaan. Dan hari perayaan paling di-salah kaprah-kan oleh orang Indonesia mungkin adalah Halloween.
Bagi kebanyakan orang Indonesia, terutama di kota-kota besar yang masyarakatnya lebih mudah dan intens terpapar budaya asing, Halloween mungkin tak lebih dari sekedar hari di mana para pengelola diskotik, pub, kafe dan pusat-pusat hiburan malam lainnya mengundang pelanggannya untuk datang berpesta dan ajojing sambil mabuk-mabukan hingga pagi menjelang, kegiatan yang biasa dilakukan anak-anak gaul tiap malam minggu, hanya saja kali ini pengunjung bisa ajojing dan mabuk-mabukan sambil mengenakan kostum kuntilanak, pocong, gendruwo, “drakula”, dan lain-lain. tapi, ketika saya tanyakan kepada seorang perempuan teman chatting saya, dia sejak awal Oktober lalu sibuk bertanya kesana kemari dimana bisa menemukan kostum hantu yang bagus untuk pesta Haloween di sebuah hotel terkenal, apa itu Halloween, dia hanya menjawab, “he..he..he..ndak tau juga ya…”. Jadi apa sih Halloween itu sebenarnya?
Di Indonesia yang hanya mengakui lima agama utama, satu-satunya yang boleh merayakan Halloween sebenarnya adalah umat Katholik. Ya, Halloween adalah hari besar orang Katholik (surprise, surprise!!!). Ada 3 hari besar dalam kalender gereja Katholik yang dimulai sejak tanggal 31 Oktober hingga 2 November yaitu All Hallow`s Eve di tanggal 31 Oktober, All Saint`s Day (Hari Semua Orang Suci) di tanggal 1 November dan All Soul`s Day (hari perayaan untuk jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal) di tanggal 2 November. Dalam gereja Katholik Indonesia, ketiga perayaan ini dijadikan satu sehingga hanya Hari Semua Orang Suci saja yang dirayakan dimana umat juga bisa mendoakan arwah saudara-saudaranya yang sudah meninggal selain berdoa juga untuk para santo dan santa (orang-orang suci Katholik) meskipun perayaannya tidak mesti tanggal 2 November seperti pada gereja abad pertengahan karena sekarang Hari Semua Orang Suci dirayakan dengan Misa hari Minggu pertama setelah tanggal 1 November.
Tapi seandainya Indonesia mengakui agama-agama pagan, seperti misalnya Druidisme, maka merekalah yang paling berhak merayakan Halloween. Halloween memang bukan perayaan orisinil gereja Katholik karena perayaan ini diadaptasi dari perayaan orang-orang pagan (heretik). Halloween bagi masyarakat pagan Eropa adalah pertanda awal masuknya musim dingin yang dimulai sekitar tanggal 1 November dimana panen dilakukan untuk terakhir kalinya. Dalam perayaan ini, persembahan diberikan kepada Dewa Kematian karena pada malam Halloween (tanggal 31 Oktober) dewa kematian akan membangkitkan arwah-arwah orang yang sudah mati untuk diadili kembali setelah masa percobaan selama 1 tahun. Menurut kepercayaan pagan, arwah-arwah ini setelah diadili kemudian akan menjalani pengadian kembali setahun kemudian, lalu tahun berikutnya dan seterusnya. Saat itu dipercaya orang pagan sebagai waktu di saat batas antara dunia orang mati dan orang hidup paling tipis. Persembahan diberikan agar dewa kematian lebih murah hati saat mengadili arwah mereka yang telah mati dan juga agar arwah-arwah yang telah dibangkitkan dan selama 3 hari itu bergentayanagan di bumi tidak merusak dan mengganggu mereka yang masih hidup. Persembahan-persembahan ini – biasanya berupa makanan dan anggur – diletakkan di depan rumah supaya diambil oleh arwah-arwah yang lewat. Selain itu, semua orang akan mengenakan kostum-kostum yang aneh. Tujuannya agar arwah-arwah mengira mereka sebagai arwah juga sehingga tidak diganggu. Semacam parade juga dilakukan oleh orang-orang berkostum agar arwah-arwah mengira kota atau desa tempat diadakannya parade itu telah dienuhi arwah-arwah lain dan mereka memutuskan untuk pergi. Festival orang mati seperti ini adalah perayaan paling penting bagi masyarakat pagan.
Ketika gereja Katholik mulai melakukan penyebaran agama di Eropa, proses asimilasi mulai dilakukan. Para petinggi gereja merasa bahwa para penganut paganisme akan lebih mudah di-kristen-kan bila hari-hari besar mereka diadaptasi. Adalah Paus Bonifasius IV yang pada abad ke-7 merubah perayaan orang mati paganisme menjadi Hari Semua Orang Suci yang jatuh pada tanggal 13 Mei. Paus Gregorius III kemudian memindahkannya ke tanggal 1 November sehingga betul-betul jatuh pada hari festival orang mati kaum pagan, dan kemudian pada abad ke-9, Paus Gregorius IV mengesahkannya sebagai hari perayaan resmi gereja Katholik. Proses asimilasi ini pada gilirannya merubah banyak aspek festival orang mati kaum pagan ini. Persembahan yang diberikan di depan pintu misalnya, diganti jadi pemberian soul cake, semacam roti berbentuk persegi dengan hiasan buah-buahan berry di atasnya, serta berbagai bahan makanan kepada kaum miskin. Orang-orang miskin akan berjalan dari pintu ke pintu untuk meminta kue-kue dan bahan makanan ini, dan sebagai balasannya mereka akan mendoakan arwah-arwah dari keluarga orang-orang yang memberikan “persembahan” ini kepada mereka. Kebiasaan inilah yang kemudian berkembang menjadi kebiasaan trick-or-treating yang dilakukan anak-anak pada hari Halloween, terutama di Amerika Serikat, sekarang ini. Penggunaan kostum-kostum juga masih tetap dipertahankan tapi terutama hanya karena kebiasaan saja. Di abad pertangahan, gereja Katholik juga masih memperkenankan penggunaan kostum dan parade, tapi hanya bila ditujukan untuk memuliakan arwah para orang suci.
Salah satu ikon Halloween yang tidak pernah bisa ditinggalkan adalah Jack-O-Lantern, yaitu semacam lampion yang terbuat dari labu yang diatasnya diukirkan mulut, hidung dan mata sehingga menyerupai wajah. Ketika sebuah TV swasta Indonesia membuat liputan keci tentang sebuah pesta Halloween di sebuah kafe terkenal di Jakarta, beberapa kali kamera menangkap Jack-O-Lantern yang dipasang berjajar di dalam kafe itu. Tapi apa mereka tahu latar belakang penggunaan si labu berwajah ini?
Ada beberapa versi kisah asal muasal labu Jack-O-Lantern, tapi versi yang paling terkenal mungkin adalah yang berasal dari Irlandia. Dikisahkan tentang seorang pria bernama Jack yang sepanjang hidupnya selalu berbuat jahat. Pada suatu malam Halloween, Jack yang tengah minum-minum di sebuah pub tiba-tiba mati. Setan langsung datang untuk menjemput arwah Jack yang memang hanya pantas masuk neraka karena semua kejahatannya. Tapi Jack yang belum mau mati berusaha untuk menipu sang setan. Ia kemudian meminta kepada setan sebuah permintaan terkhir yaitu segelas bir yang paling enak di pub itu. Tapi jack berkata bahwa ia tidak punya uang sepeserpun lagi. Setan yang juga tidak pernah bawa uang akhirnya setuju dengan usul Jack untuk berubah – setan konon bisa merubah dirinya jadi apapun – menjadi sekeping uang logam. Tapi begitu setan berubah rupa menjadi uang, Jack segera mengambil uang itu dan memasukkannya kedalam dompet. Ternyata di dalam dompet Jack ada gambar salib sehingga setan tidak bisa keluar lagi dari sana. Jack kemudian berjanji akan melepaskan sang setan asalkan setan itu mau memberinya waktu untuk hidup setahun lagi. Setan pun setuju.
Setahun kemudian setan datang kembali untuk mengambil nyawa Jack. Jack yang telah melalui setahun lagi hidupnya dengan berlaku lebih jahat tetap belum ingin masuk neraka. Ia kemudian meminta setan mengambilkan sebuah apel dari sebuah pohon yang tumbuh di halaman rumah Jack karena Jack ingin memakan apel sebagai permintaan terakhir. Setanpun menyetujuinya. Tapi begitu setan naik ke atas pohon Jack segera mencabut pisaunya dan menggambar tanda salib di batang pohon sehingga setan tidak bisa turun lagi. Jack kembali membuat perjanjian dengan setan yang tengah putus asa itu; ia akan menghapus gambar salib di batang pohon asalkan setan berjanji tidak akan pernah lagi selama-lamanya mengganggu dia. Setanpun setuju dan berjanji tidak akan lagi mengganggu Jack.
Tapi tak lama kemudian Jack betul-betul tewas. Ketika ia mencoba masuk ke surga, malaikat langsung mengusirnya karena Jack adalah orang jahat semasa hidupnya. Maka Jack pergi ke neraka. Tapi setan yang telah berjanji tidak akan lagi mengganggu Jack langsung menyruhnya pergi karena setan sudah berjanji dan di kalangan setan janji tidak boleh dilanggar. Maka setan memerintahkan Jack kembali ke bumi dan untuk menerangi jalan, ia memberikan sebuah batu bara yang menyala-nyala kepada Jack. Jack kemudian membuat semacam lampion dari lobak dengan batu bara tersebut di dalamnya. Masyarakat tradisional di Eropa dan Amerika Serikat masih sering melarang anak-anak mereka keluar rumah di malam hari karena mereka percaya Jack yang jahat itu masih bergentayangan dengan lampion lobaknya untuk menyesatkan anak-anak yang mengikuti sinar lampionnya itu.
Penggunaan Jack-O-Lantern dari lobak sebagai pernik Halloween sudah dipraktekkan sejak perayaan Halloween dilakukan oleh kaum pagan. Peletakkan lampion ini dilakukan sebagai representasi dari arwah-arwah yang bangkit di malam Halloween. Ketika orang Irlandia bermigrasi besar-besaran ke Amerika, mereka membawa kebiasaan ini ke tanah air mereka yang baru. Hanya saja mereka melihat bahwa labu bisa menjadi lampion yang lebih bagus dari lobak karena ukurannya yang lebih besar dan lebih mudah diukir.
Jadi bila anda bukan Katholik, mestinya anda tidak perlu repot-repot merayakan Halloween. Apalagi pada tahun 1517, Martin Luther, sang penggagas gerakan reformasi Kristen yang melahirkan agama Protestan telah melarang umat Protestan merayakan Halloween. Bila tahu bahwa Halloween adalah perayaan orang Katholik, MUI juga mestinya melarang umat Islam merayakan Halloween. Orang Indonesia, paling tidak orang Jawa, kan punya Halloween atau festival orang mati sendiri sebenarnya. Jadi mestinya acara ajojing dan mabuk-mabukan sambil mengenakan kostum hantu di kafe dan diskotik Indonesia mestinya diadakan pada “Halloween orang Jawa” ini, yaitu pada Malam 1 Suro. Eh, tapi nggak bisa juga, ding, karena malam 1 suro itu kan juga Tahun Baru Hijriyah sehingga acara ajojing dan mabuk-mabukan yang haram itu mestinya tidak boleh dilakukan. Jadi…ya…kita orang Indonesia terima nasib sajalah. Kita rayakan saja perayaan-perayaan kita sendiri. Hari Pahlawan atau Sumpah Pemuda saja misalnya.
2 comments:
keren niss..kereenn
Hot Porn
bokep indo sering update
DISKON Pemasangan :
4D ; 66%
3D : 59%
2D : 29%
Indeks Kemenangan :
2d: x 70
3d :x 400
4d x 3.000
Deposit termurah RP> 20.000
Min WD 50.000
Jackpot 30x Lipat (HOT)
pelayanan cepat dan nyaman
Bonus pertama kali deposit : 50.000 = 5.000
: 100.000 = 10.000
Prediksi Terakurat dan lengkap
Consumer Service 24 jam
Pelayanan cepat dan nyaman
Info Kontak :
D8E23B5C (BBM)
+85581569708 (Nomor telepon)
togelpelangi (Line)
togelpelangi (WhatApss)
http://www.togelpelangi.com
Daftar : http://www.togelpelangi.com/daftar
Post a Comment